Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan,
pihaknya akan menambah alat utama sistem senjata (alutsista) baru
berupa penangkis udara yang dipasang di runway di setiap Pangkalan Udara
TNI Angkatan Udara.
"Setiap runway Lanud harus ada alat penangkis udara. Ini sangat
penting. Kalau tidak ada penangkis udara, maka akan bahaya karena bisa
di bom negara lain," kata Menhan saat pesawat Hawk 100/200 di Skuadron
Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa.
Pembelian penangkis udara sudah masuk dalam rencana strategis (renstra) pada tahun 2015 ini.
Selain membeli alat penangkis udara, Kementerian Pertahanan juga
berencana akan memperpanjang runway Lanud Supadio dan memperluas parkir
atau appron pesawat di Lanud tersebut. Namun, tidak akan menambah
pesawat tempur yang sudah ada.
"Di Lanud ini sudah ada 18 unit pesawat tempur Hawk 100/200. Ini
lebih dari satu skuadron dan lebih dari cukup untuk pengamanan udara
NKRI. Ini sudah baik, tinggal peluru kendalinya saja yang perlu
diperbaharui," kata Ryamizard.
Tak hanya membeli alat penangkis udara, Kemhan juga akan akan
membangun 1.000 rumah dinas bagi personel TNI AU yang bertugas di Lanud
Supadio, Pontianak dari total kebutuhan 1.841 unit rumah dinas.
"Paling tidak, 1.000 rumah dulu lah yang kita bangun dari kebutuhan 1.841 unit," katanya.
Saat ini, kata dia, baru 471 rumah dari total kebutuhan rumah untuk prajurit TNI Angkatan Udara.
Danlanud Supadio Marsekal Pertama Tatang Haryansyah, memaparkan
tentang kekurangan yang ada di Lanud Supadio, seperti parkir pesawat
yang perlu diperluas dan runwaynya yang perlu diperpanjang.
"Saat ini, di Lanud Supadio hanya cukup memarkir empat pesawat
Hercules. Idealnya, bisa 10 unit pesawat Hercules," kata Tatang.
Selain itu, Tatang juga menjelaskan kekurangan bagi rumah-rumah
dinas prajurit, yang saat ini baru 471 unit dari total kebutuhan
sebanyak 1.841 unit rumah.
0 Komentar